Galakkan peringatan 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (HAKtP), Jaringan Peduli Perempuan Sumatra Barat (Sumbar) gelar aksi damai yang bertepatan dengan kegiatan Car Free Day di Jalan Sudirman, di depan kantor Kepolisian Daerah Sumbar pada Minggu (26/11/2023). Aksi damai ini diikuti oleh berbagai kumpulan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), seperti Nurani Perempuan, Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI), Lembaga Pengkajian dan Pemberdayaan Masyarakat Sumatra Barat (LP2M Sumbar), Pembangkit Batang Tarandam, dan lainnya.
Direktur Nurani Perempuan, Rahmi Meri Yanti mengatakan aksi ini digelar dengan tujuan untuk menyuarakan dan mengajak masyarakat agar mampu melindungi korban kekerasan seksual. “Walaupun saat ini Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS) sudah disahkan, tetapi para penegak hukum masih belum maksimal dalam pengimplementasiannya,” jelas Meri Minggu (26/11/2023).
Lebih lanjut, Meri menyebutkan bahwa selain UU TPKS, peraturan turunan seperti Peraturan Pemerintah dan Peraturan Presiden terkait kekerasan terhadap perempuan masih belum rampung diselesaikan. Oleh sebab itu aksi ini juga diadakan untuk menuntut keseriusan pemerintah dalam menjalankan UU TPKS.
Peringatan 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (HAKtP) diadakan setiap tahunnya dimulai dari tanggal 25 November hingga 10 Desember. Dalam rangka menggaungkan suara terkait peringatan tersebut, diadakanlah aksi damai oleh Jaringan Peduli Perempuan Sumbar. Peserta aksi pun membawa atribut dan poster yang menggambarkan bentuk protes akan kekerasan terhadap perempuan.
Aksi damai Peringatan HAKtP ini juga diwarnai penampilan bakat dari peserta aksi, dimulai dari mahasiswa, hingga para perempuan disabilitas. Kegiatan ini pun mampu menarik perhatian dari masyarakat umum yang berada di sekitar. Dapat terlihat dari keterlibatan mereka dalam menuliskan keluh kesah terkait kekerasan terhadap perempuan yang ditempelkan pada spanduk yang telah disediakan.
Salah seorang peserta aksi damai, Arief Fadhilah Putra, menuturkan bahwa aksi damai ini menjadi alat untuk memberikan kesadaran bagi kita semua tentang kekerasan terhadap perempuan. Kegiatan aksi pun juga dirampung dengan sedemikian rupa yang juga memunculkan antusiasme dari peserta dan masyarakat.
“Semoga aksi damai ini dapat menjangkau kesadaran masyarakat dari berbagai kalangan agar dapat lebih peduli dengan kasus kekerasan terhadap perempuan,” jelas Arief.