Tentang

Minangkabau sebagai mayoritas penduduk Sumatera Barat, merupakan  salah satu suku yang menganut azas matrilineal, yang jumlahnya sangat sedikit di dunia. Berbeda dengan sistem kekerabatan dan budaya sebagian besar suku di dunia yang patrilineal, nilai dan norma budaya Minangkabau, menempatkan perempuan setara bahkan lebih istimewa dibanding laki-laki.

Faktanya, berbagai bentuk ketidakadilan gender masih dialami perempuan Minangkabau, baik di ranah publik maupun domestik tampak lebih nyata. Negeri matrilineal ini, betapapun kuat keberpihakan falsafah adatnya pada perempuan, secara realita tetap lebih berpihak pada laki-laki. Posisi serta kondisi umum perempuan Minangkabau secara sosial, ekonomi dan poltik, miskin, menjadi korban KDRT dan poligami, korban beban ganda rumah tangga, berpendidikan rendah, partisipasi dan representasi politik rendah, akses pelayanan publik minim, stereotype dan stigma.

Lembaga Pengkajian dan Pemberdayaan Masyarakat (LP2M) lahir berlandaskan kesadaran kritis dari berbagai kontradiksi antara realitas perempuan yang subordinat dari nilai dan falsafah budaya. Kelahiran LP2M pada 7 September 1995 juga menjadi tanda bangkitnya gerakan perempuan di Sumatera Barat. Saat ini LP2M merupakan organisasi berbadan hukum dari Kementrian Hukum dan HAM RI dengan nomor pengesahan NO.AHU-0001676.AH.01.07/2005

Visi LP2M :

Terwujudnya masyarakat sejahtera dan kritis yang adil dan setara gender, demokratis, anti diskriminasi, peduli sosial dan berkeadilan lingkungan.

Misi LP2M :

  1. Memperjuangkan akses, kesadaran kritis dan kontrol perempuan serta masyarakat marginal dengan mengedepankan prinsip inklusi sosial terhadap seluruh kebijakan dan sumber daya di ranah domestik dan publik.
  2. Membangun gerakan perempuan dan masyarakat sipil yang kuat dan independent sebagai kekuatan penyeimbang terhadap Negara dan pasar.

a. Keadilan dan kesetaraan gender
b. Transparansi dan akuntabilitas
c. Demokratis
d. Peduli sosial
e. Keadilan lingkungan
f. Anti diskriminasi
g. Anti kekerasan
h. Anti korupsi
i. Kerelawanan

Strategi

  1. Melakukan pengorganisasian kelompok perempuan dan penguatan masyarakat marginal dengan mengedepankan prinsip inklusi sosial.
  2. Memfasilitasi pengembangan usaha produktif perempuan yang mandiri.
  3. Memfasilitasi jaringan perempuan dan masyarakat marginal untuk advokasi kebijakan publik.
  4. Memfasilitasi perlindungan dan pemenuhan hak-hak asasi perempuan (HAP).
  5. Advokasi pemenuhan dan perlindungan Hak Kesehatan Seksual & Reproduksi
  6. Menggali dan mengaktualisasikan nilai-nilai lokal yang peka gender dengan memastikan terfasilitasinya perlindungan, pengakuan dan pemenuhan hukum dan hak masyarakat adat.
  7. Melakukan penelitian dan dialog-dialog kebudayaan.
  8. Menjadikan LP2M sebagai organisasi masyarakat sipil (OMS) yang transformatif dan kuat.
  9. Membangun aliansi taktis dan strategis dengan pihak lain.
  10. Membangun kesadaran kelompok perempuan dan masyarakat akan pentingnya keberlanjutan dan kepedulian lingkungan.
  11. Melibatkan laki-laki dan perempuan sebagai subjek utama dalam implementasi program.

Berikut terlampir Anggaran Dasar LP2M:

Lampiran

Berikut terlampir Anggaran Rumah Tangga LP2M:

Lampiran

Berikut terlampir Kode Etik LP2M:

Lampiran

A. Penguatan Ekonomi Perempuan

Program penguatan ekonomi perempuan difokuskan pada pendampingan perempuan sebagai pelaku usaha. Pendampingan dilakukan agar komunitas / organisasi perempuan mampu menguasai keterampilan manajemen dan teknis produksi usaha yang dilakukan serta penguatan lembaga keuangan perempuan. LP2M memfasilitasi potensi dan kekuatan perempuan dalam bidang ekonomi, melawan persoalan struktural dan politis yang dihadapi perempuan sebagai pelaku usaha, peraturan negara yang tidak ramah perempuan dan ketimpangan relasi dengan laki-laki (keluarga dan masyarakat).

Dalam ruang yang bias gender tersebut, potensi dan kekuatan perempuan di bidang ekonomi tidak terlihat. LP2M bersama dengan Community Organizer melakukan pendampingan pada komunitas / organisasi perempuan untuk memetakan hambatan dan tantangan yang menghalangi perempuan untuk berdaya secara ekonomi. Bersama dengan komunitas / organisasi perempuan, LP2M berjuang agar perempuan menjadi pelaku usaha yang sadar dan berdaya.


B. Partisipasi Dan Representasi Politik Perempuan

Program partisipasi dan respresentasi politik perempuan adalah program yang bertujuan meningkatkan keterwakilan perempuan dalam kehidupan demokrasi. Keterwakilan perempuan dalam ranah politik dan berbagai kebijakan yang mendorong demokratisasi masih kurang berdampak pada pencapaian hak-hak perempuan.

Sasaran utama dari program ini adalah untuk meningkatkan partisipasi politik perempuan, tidak hanya dalam kancah pencalonan tetapi juga mendorong perempuan agar berani menyuarakan hak sebagai warga negara. Melalui program ini, LP2M melakukan penguatan representasi perempuan akan mendorong keberhasilan agenda pemenuhan hak perempuan, khususnya di Sumatera Barat.


C. Advokasi Hak Kesehatan Seksual Dan Reproduksi Perempuan

Advokasi difokuskan pada hak kesehatan reproduksi, hak pendidikan kesehatan seksual dan reproduksi, bebas dari segala bentuk kekerasan, hak untuk berpartisipasi dan memimpin.

LP2M hadir sebagai bentuk kepedulian terhadap kekerasan yang terjadi karena ketidaksetaraan gender dalam masyarakat. Melalui program ini, LP2M juga turut mengembangkan pendidikan kritis feminis dengan berbagai isu strategis yang ditujukan kepada masyarakat, khususnya aktivis gerakan perempuan dan sosial serta pemimpin-pemimpin perempuan marginal.


D. Pengurangan Risiko Bencana Dan Adaptasi Perubahan Iklim

Fokus aktivitas program ini terletak pada proses identifikasi, evaluasi dan mengurangi risiko bencana. Program pengurangan risiko bencana yang dijalankan LP2M merupakan aktivitas berkelanjutan yang tidak hanya berjalan ketika terjadi bencana. Tujuan program ini adalah untuk terus menumbuhkan kesiapsiagaan komunitas / organisasi dalam menghadapi bencana, membangun kerjasama dan sinergi antara pelaku manajemen bencana.

Dalam melaksanakan program ini LP2M fokus pada pembangunan masyarakat Sumatera Barat yang tahan uji dan inklusi. Termasuk dalam proses adaptasi dan perubahan iklim yang akan berdampak pada sektor sosial, ekonomi dan hak kesehatan seksual dan reproduksi.

1) Program Kerjasama dengan ASPPUK (1995-2019)

Fokus program meliputi upaya-upaya untuk penguatan kelompok perempuan. Kegiatan meliputi pelatihan untuk peningkatan keterampilan, dan pelatihan/penyadaran dalam membangun kesadaran kritis perempuan. Mulai tahun 2000,  ASPPUK juga mendukung penguatan Jaringan Perempuan Usaha Kecil (Jarpuk) dalam upaya  mendorong kegiatan advokasi pada level pengambilan kebijakan, agar kebijakan yang dihasilkan berpihak pada Perempuan Usaha Kecil (PUK) mikro.

Tahun 2003 ASPPUK juga mendukung permodalan PUK dengan penguatan dan pendampingan terhadap LKP (Lembaga Keuangan Perempuan). Beberapa program yang dikerjakan bersama ASPPUK adalah  Program Analisa Anggaran Berperspektif Gender; Program Pengembangan Usaha Kecil Mikro Sebagai Wadah Penguatan Ekonomi Rakyat; Program  Penguatan Ekonomi Perempuan dan Peningkatan Partisipasi Perempuan Dalam Proses Pengambilan Keputusan Publik Di  Lembaga Pengambil kebijakan Tingkat Kampung dan Kabupaten/Kota; Program Memfasilitasi Perempuan Usaha Kecil Dalam Pengembangan Produksi Yang berkelanjutan; Produksi dan Konsumsi yang Berkelanjutan dari Kain Tenun-Tangan yang Dilakukan Perempuan Pengusaha di Indonesia.

2)Program Kerjasama dengan Yayasan Pemulihan Keberdayaan Masyarakat-YPKM (1999- 2000)

Tujuan dari program ini adalah untuk pemulihan ekonomi masyarakat pasca terjadi terjadi  resesi ekonomi yang berdampak buruk pada perekonomian masyarakat di Indonesia.  Program ini dilakukan di tiga wilayah yaitu dua kelurahan di kota Padang dan satu nagari di kabupaten Padang Pariaman.  Selama periode satu tahun program, LP2M berhasil mengembangkan 16 kelompok perempuan.

3)Kerjasama dengan HPI -Heifer Project International ( 2001-2005)

Program kerjasama ini dalam upaya  memperkuat nilai kepedulian dan tanggung jawab social melalui pengembangan ternak. Hasil-hasil yang ingin dicapai dari program ini  adalah  penguatan kelompok, penguatan nilai-nilai kelompok,  peningkatan gizi dan ekonomi keluarga, perlindungan dan perbaikan kelestarian lingkungan hidup.  Perencanaan  dan pelaksanaan program ini menggunakan model Cornerstones yakni sebuah perencanaan dan pengelolaan berazas nilai. Sedangkan untuk pengembangan ternak dan kelompok salah satu nilai penting yang dikembangkan adalah nilai penerusan keuntungan (passing on the gift).

4)Kerjasama dengan Project Concern International (PCI) (2001 – 2004)

Program ini disebut dengan Program “Nagari Sehat” (membina keluarga mandiri menuju sehat). Goal yang ingin dicapai  adalah meningkatnya status kesehatan, gizi ibu dan balita dengan tiga (3)  tujuan antara, yakni  : Perubahan perilaku ibu dan pengasuh anak; Peningkatan kapasitas kelembagaan (tenaga kesehatan, LSM dan institusi masyarakat); Peningkatan ketersediaan akses dan konsumsi makanan bergizi. Wilayah program meliputi 16 desa di Kabupaten Pesisir Selatan, Propinsi Sumatera Barat.

5) Kerjasama dengan Kedutaan Besar Finlandia  (2002 – 2003)

Tujuan progran kerjasama ini adalah terwujudnya kesetaraan dan keadilan gender terutama di wilayah dampingan LP2M melalui peningkatan akses perempuan dalam bidang ekonomi, sosial dan politik. Penerima manfaat program adalah  19 kelompok perempuan yang tersebar di Kecamatan Kuranji dan Lubuk Kilangan ( Kota Padang) serta Nagari Parit Malintang (Kabupaten Padang Pariaman).

6) Kerjasama dengan The Asia Foundation (2002 – 2003 dan 2005 – 2006)

Secara umum program ini bertujuan untuk meningkatkan posisi  perempuan dalam pemerintahan Nagari. Salah satu capaian penting dari program ini adalah disahkannya Peraturan Nagari (Perna) yang diadvokasikan oleh kelompok perempuan tentang partisipasi perempuan dalam lembaga pengambilan keputusan di Nagari Tambang, Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan.

7) Kerjasama dengan Siemenpuu (2005 – 2006)

Program ini dimaksudkan untuk  Memperkuat  Institusi Lokal Untuk Perlindungan sumber Air Bersih di Nagari Lumpo,  Kecamatan Bayang, Kabupaten Pesisir selatan. Program bertujuan memperkuat institusi lokal dalam pengelolaan air bersih dan meningkatkan kesadaran kritis masyarakat,  terutama dalam upaya  perlindungan sumber air bersih.

8)Kerjasama dengan Environmental Service Program, ESP-USAID (2006 – 2007)

Bertujuan mewujudkan masyarakat dan lingkungan yang sehat di Kelurahan Batu Gadang dan Kelurahan Koto Lalang melalui perubahan prilaku masyarakat.   Output yang ingin dicapai adalah : meningkatnya pengetahuan dan kesadaran kaum perempuan tentang kesehatan diri dan lingkungan, tersedianya sarana kesehatan  keluarga untuk hidup sehat, meningkatnya sumberdaya manusia dalam pengelolaan organisasi, meningkatnya pengetahuan dan kesadaran  kaum perempuan tentang dampak negatif dari penggunaan bahan-bahan  kimia dalam bertani, keluarga petani menghindari penggunaan bahan-bahan kimia pada lahan pertanian, dan terbangunnya jaringan kerjasama dengan para pihak.

9) Kerjasama dengan Konsorsium Pengembangan Masyaraka Madani ( KPMM) (2006)

Program kerjasama LP2M dan KPMM ini adalah Belajar Baca Tulis Bagi Perempuan. Out put program ini adalah meningkatnya kemampuan peserta mengenal huruf, membaca dan menulis dan memahami persoalan-persoalan ketidakadilan gender. Program ini dilakukan di dua kelurahan yaitu kelurahan Batu Gadang Kecamatan Lubuk Kilangan dan kelurahan Gn. Sariak kecamatan Kuranji Kota Padang dengan peserta pendidikan belajar baca tulis diikuti oleh 30 orang perempuan.

10) Kerjasama dengan Canada Fund (2007-2008)

Program Pemulihan Ekonomi Masyarakat Korban gempa di Nagari Bungo Tanjung, Gunung Rajo dan Batipuah Baruah Kec. Batipuh Kab Tanah Datar bertujuan untuk pemulihan ekonomi masyarakat korban gempa melalui pengembangan usaha-usaha produktif, membangun  organisasi  organisasi perempuan  sebagai sarana untuk pengembangan ekonomi dan membangun kesadaran kritis perempuan, meningkatnya nilai kebersamaan, persaudaraan dan partisipasi aktif masyarakat.

11)Kerjasama dengan Hivos Asia Tenggara ( 2009 – 2012)

Program peningkatan partisipasi dan kontrol perempuan dalam lembaga pengambil keputusan ini bertujuan untuk penguatan organisasi perempuan dan organisasi masyarakat sipil sehingga mampu mempengaruhi kebijakan yang diskriminatif dan melanggar HAM – HAP. Hasil yang diharapkan adalah  adanya pengakuan dan apresiasi dari pemerintahan lokal terhadap perempuan dan organisasi perempuan serta terbangunnya relasi organisasi perempuan  dengan pengambil kebijakan.

12)Kerjasama dengan Mercy Relief ( Agustus 2009 – April 2010 & Oktober 2010 – Juli 2011)

Program kerjasama LP2M dengan Mercy Relief ini merupakan program “Pengembangan Sarana Air Bersih dan Peningkatan Pendapatan Keluarga di Nagari Lumpo” yang bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan air bersih bagi 517 keluarga pada lima kampung di Nagari Lumpo, Kecamatan IV Jurai,  adanya dukungan pemerintah terhadap perlindungan sumber air bersih serta pengelolaannya secara komunal.  Program kerjasama dengan Mercy Relief juga dilakukan dalam Program DRR dan pembangunan Pustu di Nagari Sikucur Korong Alahan Tabek dan Koto Lalang Selatan, Kabupaten Padang Pariaman.

13)Kerjasama dengan Global Fund For Women  ( Juli 2009 – Juni 2010)

Kerjasama LP2M dengan Global Fund for Woman ini bertujuan untuk menumbuhkan  kesadaran dan kekuatan perempuan untuk memperjuangkan hak-hak mereka dan menolak semua bentuk kekerasan dan ketidakadilan terhadap perempuan khususnya di daerah Lumpo,   Kabupaten Pesisir Selatan.

14) Kerjasama dengan HEKS-SWS ( Okt 2009-November 2012)

Program kerjasama dengan HEKS dimulai pasca gempa 30 September 2009 dalam bentuk kegiatan Tanggap Darurat (Emergency respond) dengan  memberikan bantuan penunjang kehidupan sehari hari  bagi Korban Gempa di 4 Korong di Nagari Parit Malintang yaitu Pasa Dama, Kampung Bonai, Padang Baru dan Hilalang Gadang  dan 2 Kelurahan di Kota Padang yaitu Gunung Sarik dan Cupak Tangah. Kerjasama dilanjutkan dalam  program pemulihan kehidupan sehari-hari dan pengurungan resiko bencana pada 6 lokasi  di Kabupaten Padang-Pariaman dan Kota Padang. Program ini bertujuan  membantu  pemulihan ekonomi dan rehabilitasi kehidupan sehari-hari, sehingga pulih dari kerusakan akibat gempa dan lebih tahan serta resisten di masa yang akan datang.

15)Kerjasama dengan OXFAM GREAT BRITAIN (Feb – Maret 2010)

Program kerjasama ini untuk Peningkatan Akses dan Partisipasi Perempuan dalam Penanggulangan Bencana. Hasil yang ingin dicapai  adalah 1).Terbangunnya pemahaman di tingkat masyarakat dan pengambil kebijakan tentang pentingnya pelibatan perempuan dalam penangulangan bencana, 2). CO  (Communitu Organizer) lokal (perempuan) memiliki perspektif kesetaraan dan keadilan gender serta memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang penanggulangan bencana, 3). CO  lokal memiliki pengetahuan tentang proses penganggaran dan mampu melakukan advokasi angaran, 4). CO lokal  memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam pengorganisasian dan advokasi.

16) Kerjasama dengan UNDP (Agustus 2011 – Januari 2012)

Program ini bertujuan untuk  pengurangan resiko bencana berbasis nagari yang berperspektif gender melalui pengembangan ekonomi lokal berkelanjutan dan pelestarian lingkungan di Kabupaten Pasaman Barat. Penerima manfaat program ini adalah kelompok masyarakat rentan (70 KK). Hasil,  terbentuknya 2 kelompok simpan pinjam, dengan jumlah penerima manfaat 500 orang perempuan, meningkatnya kapasitas  tentang  mitigasi kebencanaan melalui program penghijauan dan pertanian ramah lingkungan.

17) Kerjasama dengan BFA (Bread for All) (November 2011 – Oktober 2012)

Kerjasama LP2M dengan Bread for All (BFA) bertujuan untuk mengubah sikap masyarakat dalam mengelola pertanian dengan menggunakan teknik konservasi lahan, dalam upaya mengurangi risiko bencana dan beradaptasi dengan perubahan iklim. Program kerjasama dengan BFA ini bertajuk Pengurangan Risiko Bencana dan adaptasi perubahan iklim di Korong Hilalang Gadang, Nagari Parit Malintang, Kec. Enam Lingkung. Kabupaten Padang Pariaman.

18) Kerjasama dengan Globalfund for Women (November 2013- Juni 2014)

Adanya peningkatan jumlah anggota parlemen perempuan ditingkat kabupaten dan provinsi Sumatera Barat merupakan  goal dari program ini. Program ini dilakukan di Padang Pariaman dan Kota Padang. Hasilnya: Tingginya antusiasnya kelompok perempuan dan perempuan sekitar untuk mengikuti pendidikan pemilih yang kritis dan dialog  dengan caleg perempuan dari beberapa partai.  Kepemimpinan perempuan dalam institusi pengambilan keputusan publik merupakan inti dari program ini.

19)Kerjasama dengan HEKS-SWS ( Desember 2013 Juni 2014 & Des 2014-Juni 2015)

Output program adalah perempuan mampu menghasilkan pendapatan tetap dengan mengelola usaha mereka sendiri dan dapat menabung untuk mengatasi masa-masa krisis; Komite Siaga Bencana (KSB) mengakar kuat di tengah masyarakat melalui berbagai tindakan yang bertujuan untuk mengurangi risiko bencana, meningkatkan kesiapsiagaan darurat dan kapasitas respons, serta bekerja melalui jaringan yang kuat di masyarakat di Padang/Padang Pariaman.

Kerjasama dengan Heks-SWS dilanjutkan pada Desember 2014, dengan tujuan memperkuat program sebelumnya dari sisi kapasitas kelompok perempuan dalam pengembangan usaha, termasuk promosi dan pemasaran produknya serta memperkuat kapasitas  KSB  dan  perspektif gender dalam pengurangan risiko bencana.

20) Kerjasama dengan Konsorsium Perempuan Sumatera MAMPU (PERMAMPU)DFAT Australia  (Januari 2015 – Agustus 2020)

Program Advokasi Kesehatan Seksual & Reproduksi Perempuan (HKSR) melalui Penguatan Kepemimpinan Perempuan Akar Rumput bertujuan Perempuan mengalami dan menikmati pemenuhan, perlindungan dan  penghormatan HKSR yang  lebih baik ( tujuan panjang)  dan perempuan mengakses dan mengontrol pendidikan dan layanan HKSR yang lebih baik (tujuan jangka menengah), serta  tujuan jangka pendek adalah perempuan dan pemangku kepentingan meningkat perspektif, kesadaran kritis dan sikap atas HKSR perempuan yang lebih baik.

Untuk mencapai tiga tujuan di atas ada 4 hasil utama yang berkontribusi, yakni, 1) Perempuan akar rumput (pedesaan, miskin kota, muda (12-20 tahun) mempunyai kekuatan kolektif dan kekuatan ekonomi untuk pemenuhan HKSR; 2) Perempuan mendapatkan kemudahan akses dalam layanan  Kesehatan-HKSR yang mudah, cepat, tepat dan bermutu; 3) Institusi keluarga, adat dan agama melakukan perubahan aturan adat dan tafsir agama terkait Kesehatan-HKSR; dan 4) Pemerintah desa dan Kab/Kota membuat kebijakan untuk pemenuhan dan perlindungan Hak Kesehatan dan HKSR.

Program ini dilaksanakan di Kab.Tanah Datar, Kab.Padang Pariaman dan Kota Padang.

21) Kerjasama dengan SNV Belanda (Januari 2016- September 2020)

Program Kemitraan Advokasi Berbasis Data (Voice for Change Partnership) yang dimulai pada tahun 2016 dengan fokus program Air, Sanitasi dan Kebersihan (WASH) khususnya di sektor sanitasi untuk mendukung pencapaian target Pemerintah Indonesia dalam rangka pencapaian Universal Akses Sanitasi pada tahun 2019 melalui pendekatan  Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dan

berkontribusi untuk pencapaian target Sustainable Development Goals (SDGs) terutama target 6.2 “Mencapai akses yang memadai dan sanitasi yang adil & kebersihan untuk semua dan mengakhiri buang air besar sembarangan, memberikan perhatian khusus pada kebutuhan perempuan dan anak perempuan dan mereka yang berada       dalam situasi rentan pada tahun 2030 ”.

Tujuan ini dicapai melalui peningkatan kapasitas Organisasi Masyarakat Sipil/Civil Society Organization (CSO) untuk berpartisipasi, berkontribusi dalam proses penyusunan dan pelaksanaan kebijakan. Dalam pencapaian tujuan   tersebut, SNV mendukung organisasi masyarakat sipil yang menjadi mitra melalui pengembangan kapasitas strategi advokasi, pengumpulan dan penggunaan data untuk advokasi berbasis bukti, serta meningkatkan pengetahuan, kapasitas kepemimpinan   dan pengelolaan organisasional mitra untuk memastikan keberlanjutan serta kaderisasi dari organisasi.

Target program V4CP adalah para pemangku kepentingan yang tergabung dalam Kelompok           Kerja  Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL) Kabupaten Padang Pariaman. Upaya-upaya yang dilaksanakan adalah peningkatan kapasitas dan penguatan kelembagaan Pokja AMPL, pelibatan pihak swasta & Forum Kabupaten Sehat, mendorong berkembangnya Wirausaha Sanitasi (Wusan) & pelibatan bumnag; Fasilitasi perumusan Kebijakan dan dokumen Pendukung Sanitasi, termasuk alokasi anggaran. Program ini dilaksanakan di Kab.Padang Pariaman, Sumatera Barat.

22) Kerjasama dengan ASPBAE – Unesco Institute Of Lifelong Learning – ASPPUK- NEW Indonesia  (2016-2018)

Kerjasama ini berbentuk Penelitian Aksi. Penelitian Aksi secara aktif melibatkan perempuan muda untuk mendorong hak-hak mereka (perempuan & laki-laki muda) dalam pembangunan lokal, pendidikan yang memadai, hak untuk memperoleh informasi, hak atas layanan kesehatan yang memadai, hak ekonomi yang adil, dan hak untuk pengembangan diri sesuai dengan potensi mereka masing-masing. Penelitian Aksi dilaksanakan di Jorong Pamasihan, Jorong Mawar Dua dan Jorong Aua Duri di Nagari Tanjung Bonai dan Nagari Batu Bulek, Lintau, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.

Tujuan umum Penelitian Aksi adalah meningkatkan partisipasi aktif perempuan muda dalam mempromosikan akses pendidikan formal dan non-formal untuk peningkatan kesejahteraan di Kab.Tanah Datar. Tujuan khusus Penelitian Aksi adalah: 1) Meningkatkan peran aktif perempuan muda di setiap tahap proses pendidikan di Kab. Tanah Datar; 2) Mengetahui hambatan, tantangan dan gagasan para perempuan muda untuk berpartisipasi aktif dalam pendidikan keterampilan (non-formal); 3) Menjadi pelopor dalam peningkatan pengetahuan dan wawasan untuk pihak lain; 4) Menyebarkan pengetahuan baru ke komunitas lain; 5) Meningkatkan ekonomi rumah tangga keluarga melalui peran aktif perempuan muda; dan 6) Menemukan strategi untuk keterlibatan perempuan muda dalam peningkatan pendidikan non-formal.

Penelitian Aksi ini telah memberikan perubahan pemikiran dan kesadaran yang lebih baik kepada masyarakat dan peneliti perempuan muda khususnya, mengenai pentingnya pendidikan formal dan non-formal. Peneliti perempuan muda merasa sangat bangga dan percaya diri setelah bergabung dengan program ini.

23) Kerjasama dengan Air Asia Foundation (AAF) Malaysia (Sept 2018 – Maret 2020)

Program ‘tek Gadih : A Social Enterprise Promoting Minang Traditional Weaving Practices bertujuan

untuk bekerja dengan perempuan penenun di Lintau, Sumatera Barat untuk: 1) Mempertahankan, mengadaptasi, dan mempromosikan praktik dan motif pewarnaan dan tenun tradisional; 2) Menghasilkan pendapatan bagi perempuan penenun dan LP2M melalui peningkatan kapasitas dan wirausaha sosial yang berkelanjutan.

Hasil yang diinginkan dari proyek adalah: a) Menghasilkan brosur yang mendokumentasikan tradisi menenun; 2) Membuat minimal produk ‘ready to go’ dengan desain baru yang menggunakan motif tenun Minang; 3) Menegosiasikan minimal 2 hotel lokal/galery untuk mempromosikan produk kepada tamu, dan 4) Menghasilkan branding dan packaging dan website baru.

24) Kerjasama dengan Australian Volunter International (AVI) – DFAT (Februari 2020- Mai 2020)

Program Inovatif dengan tema Fashion Design and Business Studies bertujuan memberdayakan perempuan penenun dari pedesaan untuk mempelajari dasar-dasar desain fashion dan mendukung usaha sosial LP2M. Mereka akan mendapatkan pemahaman tentang desain fashion yang etis dan berkelanjutan dan belajar merangkul budaya mereka sebagai bentuk seni dan mempelajari standar kualitas internasional.

Penerima manfaat langsungnya adalah perempuan penenun Nagari/Desa Lintau di Kab.Tanah Datar. Komunitas kecil ini berada di desa terpencil.  Program ini meningkatkan kemandirian finansial untuk perempuan penenun, melestarikan teknik kain budaya dan juga mengurangi bahaya kesehatan yang berbahaya. Program ini memerlukan pembuatan ‘produk siap pakai’ dari tenunan tangan dan berwarna alami. Program Inovatif ini menjadi memberdayakan perempuan penenun dengan memberi mereka kepercayaan diri dan keterampilan untuk mengelola produksi dan desain lini produk. Program ini juga meningkatkan pendapatan berkelanjutan bagi perempuan penenun, Keyakinan mereka dan kemandirian ekonomi juga membuat mereka lebih dihargai di rumah dan komunitas mereka.

25) Kerjasama dengan Konsil LSM Indonesia – Yayasan Pena Bulu European Commission (Jan 2020- Feb 2023)

Program Promoting Green Economic Initiatives by Women and Youth Farmer in the Sustainable Agriculture Sector in Indonesia (ECHO Green) di Sumatera Barat dilaksanakan di 25 Nagari/Desa di 3 Kecamatan (Lubuk Alung, Aie Tajun, Ulakan Tapakis) Kab.Padang Pariaman.

Tujuan umum program ini adalah untuk mempromosikan inisiatif ekonomi hijau oleh perempuan dan pemuda (perempuan & laki-laki muda) petani di sektor pertanian berkelanjutan, guna meningkatkan produktivitas pertanian, ketahanan pangan, peluang kerja yang layak dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif menuju pencapaian SDG2, SDG5, dan SDG8 di Indonesia. Di tingkat dampak, Program diharapkan dapat berkontribusi pada pencapaian. SDG2: Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan meningkatkan gizi serta mempromosikan keberlanjutan Pertanian.

Tujuan khusus program ini adalah untuk meningkatkan kolaborasi antara CSO, pemerintah dan sektor swasta untuk memperkuat efektivitas keterlibatan perempuan dan pemuda dalam perencanaan tata ruang dan tata guna lahan desa dan meningkatkan praktik pertanian berkelanjutan kelompok tani perempuan dan pemuda.

26) Program Voice for Inclusiveness Climate Resilience Actions – VICRA (2021–2024)

Program ini bertujuan menciptakan ruang masyarakat bagi petani yang rentan dan memungkinkan mereka untuk berpartisipasi dan mengadvokasi posisi mereka dalam aksi ketahanan iklim. Program ini dilakukan Bersama Konsorsium VICRA. Di Sumatera Barat, salah satu NGO pelaksananya adalah di LP2M di Kabupaten Pesisir Selatan.

Strategi intervensi berdasar pada tiga pilar berikut: 1) Riseet dan asesmen atas kerentanan iklim unutk memperkuat kerja-kerja advokasi; 2) Peningkatan kapasitas untuk kelompok petani rentan mereka terdorong untuk meningkatkan partisipasi mereka dalam aksi berketahanan iklim; dan 3) Advokasi pada pemerintah daerah untuk menciptakan lingkungan yang mampu mendorong terjadinya partisipasi pada aksi berketahanan iklim.

Struktur Lembaga Pengkajian Dan Pemberdayaan Masyarakat (LP2M)

Periode 2018 – 2022

Badan Pengurus

Ketua                         : Lany Veryanti

Sekretaris                 : Slamet Rachmadi

Bendahara                 : Felmi Yetti 

Badan Pengawas  

Ketua             : Dahlia Taviano

Anggota         :

  1. Budi Kurniawan
  2. Syafrizaldi

Direktur Eksekutif            : Ramadhaniati

Welcome Back!

Login to your account below

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.