Kegiatan ini dipandu oleh Bapak Firdaus JamalAi?? selakuAi?? ketua PKBI Prov.Sumatra Barat. Untuk memulai diskusi, Bapak Firdaus Jamal memarkan sekilas realita permasalahan kesehatan reproduksi yang terjadi saat sekarang. Kemudian beberapa perwakilan dari berbagai instansi menanggapi.Ai??BKKBD telah melaksanakan program sosialisasi terkait kesehatan reproduksi ke sekolah-sekolah, akan tetapi terkendala dengan pembatasan waktu oleh pihak sekolah. Saran untuk BAPPEDA gar merekomendasikan kepada Dinas Pendidikan agar memberikan waktu yang cukup kepada BKKBD untuk sosialisasi dan bisa memasukkan materi kespro dalam materiAi?? ekstrakurikuler.
Puskesmas Enam Lingkung telah melakukan pembinaan kepada UKS-UKS yang ada. Sekarang UKS sudah menjadi salah satu point akreditasi sekolah, sehinggaAi?? sekolah perlu membuat MoU dengan pihak puskesmas. Puskesmas Enam Lingkung mengedepankan ikon Puskesmas peduli HIV/AIDS.Banyak kasus HIV/AIDS yang terjadi di wilayah kerja Puskesmas Enam Lingkung, sebagai contoh pasangan yang baru 2 bulan menikah positif HIV, warga yang pulang dari rantau meninggal karena AIDS dan banyak kasus-kasus lainnya. Ibu Nov Menyarankan agar KUA mensyaratkan kepada pasangan yang akan imunisasi catin juga dilakukan skrining HIV/AIDS.
Bapak dari bagian Kesra Setdakab menyarankan agar melakukan sosialisasi terkait kesehatan reproduksi ke pesantren-pesantren. Karena ada ditemukan kasus-kasus penyimpangan seksua di pesantren seperti LGBT.Ai??Ibu Rina dari BPMPKB menyampaikan program yang telah dilakukan terkait kesehatan reproduksi berupa program kecamatan sayang ibu yang bertujuan menurunkan AKI dan AKB. Selain itu juga ada program GENAKSA (Gerakan Nasional Anti Kejahatan Seksual Pada Anak).Ai??Bapak dari Kemenag menyampaikan di instansinya da badan bernama BP4(Badan Pembinaan Proses Persiapan Perkawinan) yang bekerjasa dengan unsur terkait seperti dinas kesehatan dan niniak mamak untuk memberikan pemahaman yang benar terkait kesehatan reproduksi pada pasangan yang ingin menikah.
Bapak Kapolsek menyampaikan kasus-kasus kenakalan remaja yang bermula dari pemakaian handphone yang tidak terkendali pada remaja. Banyak kasus pornografi dan kasus-kasus narkoba yang terjadi. Bapak Kapolsek juga menyarankan agar berbagai unsur seperti dinas kesehatan, dinas pendidikan, kemenag, dan bundo kandung memberikan sosialisasi narkoba kepada orangtua murid.Ai??Bapak dari Camat Enam Lingkung menyampaikan bahwa Bada Narkotika Kabupaten belum terbentuk di Kab.Padang Pariaman sehingga belum ada sosialisasi terkait narkoba.
Ibu Adek selaku sekretaris BAPPEDA menyampaikan harapanya pada pertemuan ini dapat dirumuskan point-point rekomendasi untuk menyelesaikan permasalahan kespro yang terjadi, kemudian dibentuk forum yang terintegrasi dengan sistem sebagai wadah untuk mengikat komitmen bersama untuk penanggulangan kasus-kasus kesehatan reproduksi dan menyusun rencana aksi.Ai??Ibu Eliza dari BKD menyorot point yang menjadi pemicu tingginya kasus-kasus kenakalan remaja, penyimpangan kesehatan reproduksi, narkoba salah satunya disebabkan oleh tingginya kasus perceraian di Kab.Padang Pariaman.
Koordinator program HKSR menyampaikan bahwa dari pertemuan sebelumnya ada point-point yang yang perlu ditindaklanjuti terkait permasalahan kesehatan reproduksi yaitu: perlu dibentuk peraturan baik berupa pergub/pernag yang mengatur masalah kespro di masyarakat, materi kespro dimasukkan dalam materi ekstrakurikuler. Point-point ini bisa dimasukkan dalam rekomendasi pada forum ini. Forum ini berguna sebagai koordinasi berbagai sektor untuk mengintegrasikan program-program atau usulan-usulan untuk menurunkan kasus-kasus pelanggaran HKSR.Ai??Bapak Firdaus menyapaikan forum ini tidak perlu formal seperti harus ada SK dan sebagainya dan harapannya BAPPEDA bisa menjadi leader forum ini.
Point-point rekomendasi:
- Aktifkan BNK ( Badan Narkotika Kabupaten)
- Sosialisasi kesehatan reproduksi pada pesantren dan sekolah informal
- Dinas pendidikan membuka ruang untuk memberikan edukasi kespro pada murid
- Mendorong nagari untuk menganggarkan dana untuk memberikan pemahaman kespro pada masyarakat
Lokasi kegiatan di Ruang pertemuan BAPPEDA, dihadiri oleh peserta yang hadir sebanyak 36 orang yang menjadi perwakilan dari: Puskesmas Enam Lingkung, Puskesmas Lubuk Alung, PKBI Padang Pariaman, BKKBD Pd.Pariaman, Camat Enam Lingkung, Nagari Lubuk Alung, Kapolsek Enam Lingkung, BPMPKB, BAPPEDA, Kemenag, BKD, Sosnaker, Camat Lubuk Alung, Kesra Setdakab, Community Organizer, Polsek Lubuk Alung, JARPUK HIPPMA, LKP HIPPMA, Nagari Koto Tinggi, Wartawan Padang Ekspres, PKBI Sumbar.
Ruang pertemuan BAPPEDA Kab.Padang Pariaman, 21 September 2016.