lp2m.or.id, Padang Pariaman – Setelah sebelas kali pertemuan, kami menimba ilmu di Sekolah Perempuan Akar Rumput yang diadakan di Kantor Wali Nagari Kototinggi di bawah dampingan LP2M, ternyata terlalu banyak ilmu, pengalaman dan keterampilan yang kami dapatkan. Utama sekali kami sudah mampu mengelola keuangan keluarga. Kami pun sudah bisa membedakan mana yang keinginan dan mana kebutuhan. Mana kebutuhan pokok yang harus dipenuhi dan mana kebutuhan sekunder dan kebutuhan pelengkap. Kami pun juga sudah bisa membuat laporan keuangan keluarga walaupun itu masih sederhana.
Di Sekolah Perempuan Akar Rumput, kami juga diajari tentang kewirausahaan, cara-cara berwirausaha dan apa-apa saja yang akan ditempuh bagi orang yang akan memulai usaha. Kami pun juga diajari bagaimana cara mempromosikan produk kita. Bagaimana membaca selera pasar dan bagaimana pula meningkatkan mutu dan hasil produksi kita. Di ruangan yang sederhana itu pula kami juga merasakan sikap kebersamaan. Dengan berbagi pengalaman maka mulai tercipta keharmonisan antara sesama warga belajar. Kami pun sama-sama menyadari keragaman daya pikir antara sesama, dengan keragaman tersebut hadirlah pendapat-pendapat yang beragam pula. Kami pun telah mulai mampu menghargai pendapat dari teman-teman sesama warga belajar.
Kesabaran kami pun mulai berangsur meningkat, baik itu dalam menghadapi ketinggian ego teman-teman maupun pendapat kita dibantah teman-teman. Kami pun mulai menyadari bahwa keragaman pendapat itu adalah ibarat musik, sedangkan musik itu adalah indah. Artinya musik itu akan terdengar indah bila memakai alat yang beragam. Tapi kalau alat yang dipakai cuma satu, misalnya cuma gendang, bunyinya tidak terlalu asyik. Coba kalau semua alat, misalnya drum, suling, gendang, dan lainnya di mainkan secara bersamaan maka akan mengeluarkan irama musik yang amat indah.
Nah itu lah kami sekarang di Sekolah Perempuan Akar Rumput, yang di ibaratkan sedang memainkan berbagai alat musik secara bersamaan yang sekarang sudah menghasilkan atau menghadirkan irama yang taramat indah. Dengan saling terbuka dan saling percaya, kami pun sudah mulai bisa menyelesaikan masalah keluarga dan mencarikan jalan keluar. Masalah yang sedang dihadapi dan dialami teman-teman sesama warga belajar. Padahal selama ini masalah keluarga itu kami anggap aib kalau kami ceritakan kepada orang lain.
Kami pun mulai tergugah untuk bangkit. Bangkit dari ketepurukan dari masalah yang timbul dalam keluarga yang menyebabkan terjadinya ketidakadilan, kekerasan, peran atau beban ganda, pelabelan dan peminggiran atau merginalisme dan juga perempuan selalu di nomorduakan.
Kami semua optimis kalau perempuan pun bisa ikut aktif dalam masyarakat. Perempuan pun bisa jadi penggerak masyarakat itu artinya ada peluang bagi perempuan untuk menjadi pemimpin. Kami pun mulai berani tampil, belajar memandu, memfasilitasi diskusi, meskipun itu dengan bahasa yang masih kaku, tapi kami tampil penuh percaya diri.
Insyaallah selesai mengikuti Sekolah Perempuan Akar Rumput ini nantinya kami akan buktikan kami bisa. Kami pasti bisa. Insyaallah. Amin.(Wismawati)