lp2m.or.id, Padang Pariaman – Bermula dengan kedatangan 2 kurcaci cilikku (ini adalah panggilan kesayangan ku) pada 2 orang adik-adikku yang telah cukup lama berkecimpung dalam organisasi, baik organisasi sosisal maupun pemerintahan. Kedatangan adik-adik ku ini membawa suatu berita mengenai Sekolah Perempuan Akar Rumput (SPAR) yang akan diadakan oleh LP2M di Nagari Koto Tinggi, adik-adik ini memaparkan panjang lebar kepadaku mengenai apa itu SPAR dan mengajakku untuk bergabung di SPAR ini. Pada mulanya aku sempat menolak kenapa harus aku yang sudah lansia ini diikut sertakan, ajaklah kader-kader muda yang masih potensial, masih muda semangatnya masih membara dan masih panjang waktu untuk berkecimpung/berkiprah di tengah-tengah masyarakat. Melihat kader-kader muda yang masih cantik-cantik dan segar-segarnya, masyarakat mungkin lebih tertarik dari melihat wajahnya. Singkat cerita kedua kurcaciku ini dengan kesabarannya memberikan wejangan dengan argumen yang cukup kuat dan bisa diterima akal sehat, setelah kupikir-pikir dan aku teringat dengan anjuran hadist Nabi Muhammad SAW yang menganjurkan untuk menuntut ilmu dan tidak ada kata terlambat dalam menuntut ilmu itu.
Sedangkan Nabi saja menganjurkan kita untuk menuntut ilmu tanpa ada batasnya walaupun sampai ke ujung dunia sekalipun. Termotivasi dengan hadist Nabi ini, kenapa harus ku sia-sia kan kesempatan itu yang telah ada dipelupuk mata, akhirnya aku ambil keputusan untuk ikut bergabung di SPAR LP2M ini. Tanggal 4 Juli 2015 diawali dengan pertemuan 1 dan pembukaan secara resmi pada tanggal 9 Agustus 2015, sampai sekarang tanpa terasa sudah 12 kali tatap muka dengan fasilitator. Materi pertama kami awali dengan membuat peta dan analisa tabel. Sebelum kami terjun ke tengah-tengah masyarakat untuk melakukan survei/wawancara, terlebih dahulu kami dibekali dengan ilmu teknik wawancara, bagaimana cara kita melakukannya agar informasi yang di dapat dapat berguna nantinya. Bagaimana cara analisa tabel tersebut, kami tuangkanlah data-data dalam sebuah peta lengkap dengan tabel yang dibutuhkan.
Kami juga diajarkan mengenai manajemen keuangan keluarga. Bagaimana cara pengelolaan keuangan keluarga yang baik agar keuangan keluarga selalu terkendali. Setelah kami bandingkan dengan cara pengelolaan keuangan keluarga yang selama ini kami dapat, memang jauh dari apa yang kami dapat di SPAR ini. Kemudian kami juga dibekali dengan materi mengenai jiwa kewirausahaan dan teknik berwirasuaha yang baik sehingga kita bisa menjadi pengusaha yang handal dengan adanya pengelolaan dan jiwa wirausaha sangat membantu kami dalam berwirausaha menurut semestinya. Kami juga dibekali tentang topik globalisasi ekonomi, kita harus punya ide bisnis yang brilian, kreatifitas dan ketekunan yang tangguh, pola pikir etis dan semua ide-ide bisnis tersebut harus kita terapkan agar tidak kena imbas dari globalisasi ekonomi internasional, maka kita harus menjadi tuan ditanah kita sendiri.
Mengenai komunikasi dalam keluarga, di SPAR kami juga di ajarkan bagaimana cara kita berkomunikasi dengan anak-anak, remaja, orang dewasa dan lansia, setiap fase ini ada metode atau cara yang efektif agar komunikasi kita bisa mencapai titik atau sasaran yang mudah di pahami. Sekarang di SPAR kami telah mendapakan ilmunya, mudah-mudahan ke depannya bisa berubah ke arah yang lebih baik. Selama ini kami mendengar istilah gender, tapi kami belum tau dan belum mengerti. Yang kami tau gender itu ditujukan keapada jenis kelamin perempuan saja, begitu juga istilah ketidakadilan gender seperti pelabelan, beban ganda, penomerduaan, kekerasan, pengabaian. Setelah kami dibekali dengan ilmu mengenai gender ini barulah sekarang kami tau apa itu gender.
Kami juga dibekali dengan ilmu, bagaimana peran perempuan ditengah masyarakat dan langkah apa yang kita tempuh untuk menggerakkan masyarakat untuk bisa bekerja sama dalam kelompok membentuk suatu masyarakat yang terbebas dari penindasan yang merugikan dan mampu mengangkat harga diri dan perekonomian keluarga meningkat dari biasanya.
Akhir kata, kami belum puas dan masih ingin lagi belajar dan terus belajar sehingga kesadaran pengetahuan, sikap dan keterampilan bisa meningkat dan berubah ke arah yang lebih baik lagi. Semoga di desa kami khususnya muncul lagi kartini-kartini tenpo dulu yang bisa memperjuangkan diri dan memperbaiki nasib perempuan.(Kasmari)