lp2m.or.id, Padang Pariaman – Semenjak adanya program yang diajarkan oleh LP2M, yaitu semacam pelatihan-pelatihan yang diadakan setiap minggu di Koto Tinggi, rencana selama 20 minggu, dan sekarang sudah minggu kesebelas, pertemuan tiap minggu ini diberi nama Sekolah Perempuan Akar Rumput (SPAR).
Minggu pertama sekolah kami diberi tugas membuat peta dan analisa korong, selintas mudah tapi karena saya sudah tahu seluk beluk korong dan saya sudah berkecimpung dengan korong sejak lama, tapi karena saya tidak pandai menggambar, sulit juga jadinya. Tapi akhirnya clear juga, dalam peta korong saya perhatikan secara seksama saya sadari banyak masalah dan kekurangan-kekurangan di dalam yang kita tidak tahu, di peta korong ini kita mudah mengenali korong secara keseluruhan. Contoh, penyandang disabilitas kita tahu berapa jumlah mereka dan banyak lagi yang bisa di lihat melalui peta itu.
Kemudian di minggu berikutnya kami diberi tugas lagi, yaitu membuat manajemen keuangan keluarga, biasanya saya jarang mencatat pemasukan dan pengeluaran keluarga, terima uang sekarang, belum cukup satu bulan sudah tipis, entah ke mana uangnya merayap. Sekarang sudah didata, mulai dari pengeluaran mingguan sampai bulanan jadinya tahu ke mana uangnya itu pergi, tahu selisihnya. Dengan ini kita harus bisa memenej keuangan keluarga.
Pertemuan berikutnya, kami diberi pelajaran tentang pengelolaan dan pengorbanan jiwa kewirausahaan, dengan ini kita tahu bagaimana menyikapi semua, kita harus mampu membuka lapangan kerja sendiri, memanfaatkan peluang usaha yang ada. Di sini tambah terbuka pikiran untuk mengembangkan usaha bertanam Jagung, kebetulan saya sedang membuka lahan pertanian untuk bertanam Jagung, untuk makanan ayam kira-kira usaha ini ada pemanfaatan pupuk alami yaitu pupuk kandang, saya sadar jangan biarkan lahan tidur dan harus dimanfaatkan, ini termasuk wirausaha.
Tahu apa itu globalisasi ekonomi, yaitu bagaimana ketergantungan kita pada negara-negara maju, seterusnya generasi yang akan datang khusus anak-anak kita perlu untuk keluar dari ketergantungan kita pada negara-negara lain dan pemerintah perlu menyikapi ketergantungan tersebut.
Minggu berikutnya pelajaran tentang gender dan diberi tugas rumah juga. Pengetahuan saya tentang gender ini semakin bertambah dan berkembang, apa itu pelabelan, beban ganda, bentuk-bentuk ketidakadilan gender lainya. Dari pelajaran tentang gender perempuan tahu tentang kontruksi sosial.
Dengan ini kita harus mampu jadi agen perubahan, apalagi sebagai kader di korong dan di nagari kita, menjadi perempuan penggerak masyarakat (PPM), pelajaran selanjutnya pengetahuan kita semakin bertambah luas, jangan pesimis, harus optimis ini menjadi faktor pendorong untuk menjadi penggerak masyarakat, tidak sombong, rela berkorban, memanusiakan manusia, dan sebagainya. Kita harus mampu menciptakan peluang yang ada, kita peempuan penggerak masyarakat seharusnya sebagai contoh bagi masyarakat sekitar, hadapi dinamika yang ada di masyarakat dengan cara membangun kesepakatan bersama dengan nilai-nilai yang harus dimiliki perempuan penggerak masyarakat, saling percaya dan percaya diri.
Pertemuan kesebelas dituntaskan dengan mencari kawan (pasangan) berdua-dua ke depan kelas utnuk menjadi fasilitator, pemandu di depan kelas di hadapan warga belajar. Belajar memberanikan diri di depan kelas, memandu sebuah topik. Masih banyak lagi pelajaran tentang ini yang akan digali di sini. Terima kasih LP2M yang telah memberi kita kesempatan untuk belajar mengembangkan diri, dan kita harus belajar dan belajar lagi. (Rosmanizar)