lp2m.or.id, Padang Pariaman – Cara pandang membangun kedamaian keluarga yang demokratis bermuara pada kesadaran diri, hati dan jiwa. Barang siapa yang ingin mengatur dirinya sendiri secara benar maka terlebih dahulu ia harus membuat hatinya menjadi benar karena mata hati dapat menyingkap kebenaran hakiki yang tak tampak di pelupuk mata. Benar bahwa orang yang sudah berumur bisa kita sebut orang dewasa, tetapi dalam membicarakan pendidikan dewasa tidak semata-mata mengacu pada kedewasaan biologis tetapi cenderung pada kedewasaan sosialnya.
Semenjak mengikuti Sekolah Perempuan Akar Rumput (SPAR), banyak hal yang dapat diambil hikmahnya, terutama sekali pengetahuan semakin bertambah. Perubahan prilaku bagi saya maupun warga belajar terjadi karena isi dan cara pembelajarannya dirasakan sehingga perubahan prilaku itu sendiri terjadi proses refleksi di dalam diri kita sendiri.
Fasilitator membentuk suasana belajar yang penuh keakraban dan tidak menegangkan sehingga tercipta suasana hormat menghormati, saling menghargai, saling percaya, suasana penemu diri, keterbukaan, dan mengakui keakhsaan pribadi. Evaluasi bersama dan diri, disini saya dan warga belajar aspek berpandangan positif, mengkomunikasikan, kehangatan, perhatian, pengertian, menghargai perasaan pengalaman dan kemampuan teman, jujur apa adanya, terus terang, konsisten, terbuka, mencerminkan perasaan yang sebenarnya, mengatakan apa adanya, mengungkapkan secara kongrit dan merespon secara tulus, melekatkan diri dalam suka dan duka.
Perubahan ini terjadi setelah pembelajaran berbagai materi yang diajarkan, diawali dengan pembuatan peta korong yang sebelumnya tidak menjadi perhatian bagi saya. Yang paling berkesan bagi saya dengan membuat peta saya dapat mengetahui jumlah penyandang disabilitas. Mudah-mudah saya dan rekan nantinya akan memperhatikan dengan mengadakan pertemuan untuk mengumpulkan penyandang disabilitas yang ada di nagari masing-masing diberikan prioritas keterampilan masing-masing dengan mengundang dinas terkait dan anggota dewan, Insyaallah.
Di SPAR saya juga mendapatkan ilmu tentang pentingnya komunikasi dalam keluarga dan juga memahami apa itu komunikasi. Di sini juga dipelajari bagaimana kita mengamati diri kita sendiri, suami dan keluarga serta masyarakat dalam kesempatan untuk mengamati waktu luang bersama keluarga tentunya. Kehadiran anak dapat menguji keluarga, apakah mereka/kita sebagai orang tua mampu merawat, mengasuh dan mendidiknya, sehingga anak tersebut tumbuh dan berkembang sebagai manusia penerus keturunan yang baik dalam masyarakat dan tuntutan hari esok nantinya. Seiring dengan perkembangan dan kecanggihan teknologi dalam kehidupan kita tak luput dari berbagai macam masalah. Konflik dan persoalan yang semuanya itu bisa dicari solusi dan jalan keluarnya. Di SPAR saya juga mendapatkan ilmu mengatur manajemen keuangan keluarga yang selama ini tidak terprioritaskan, ternyata sangat banyak manfaat yang saya bisa ketahui berapa total pengeluaran sehari-hari, perbulan, dan untuk menjadi rujukan dalam menyusun anggaran tingkat rumah tangga dan masyarakat, dalam seluruh aspek kehidupan sehingga Perempuan Usaha Kecil (PUK) dapat melakukan pencatatan usahanya dan bisa menembus pasar-pasar batu bagi produk PUK.
Di SPAR saya dan warga belajar juga merasakan peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam mengakses kebijakan yang berperspektif gender. Walaupun saya sering mengikuti pelatihan, tetapi pemahaman gender butuh waktu yang panjang dan di sini diajarkan apa itu gender. Sehingga dalam rapat Badan Musyawarah (BAMUS) bersama wali nagari yang mungkin saya satu-satunya perempuan telah menerangkan juga kepada anggota rapat yang pada waktu itu mereka menganggap gender itu perempuan, setelah diberi tahu baru mereka mengerti yang selama ini menganggap gender adalah perempuan. Dalam memenuhi kebutuhan hidup sudah menjadi suatu keyakinan saat ini bahwa manusia dapat meningkatkan taraf kehidupannya dengan cara memiliki dan menguasai informasi yang sesuai kebutuhan dalam arti informasi tersebut bersifat mendidik, mencerahkan dan memberdayakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Pada akhirnya setelah banyak topik di SPAR, saya dan juga warga belajar disuruh untuk praktek memfasilitasi. Ini merupakan salah satu materi yang sangat berkesan bagi saya, ternyata teman-teman sudah bisa menjadi fasilitator dengan berbagai macam topik yang berbeda bagi setiap kelompok yang tampil.
Akhir kata, semoga lebih banyak lagi perubahan yang baik pada diri sendiri dan keluarga serta seluruh warga belajar SPAR dan masyarakat. Banyak maaf. (Yudelmi)