Padang Pariaman memilii komitmen yang kuat terhadap akses sanitasi dan air bersih, hal ini disampaikan oleh Bupati Padang Pariaman Ali Mukni saat dialog dengan Ketua Assosiasi Kota Kabupaten Peduli Sanitasi (Akkopsi) di Pasar Usang,Senin (21/8). Hadir dalam pertemuan itu Bupati Padang Pariaman Ali Mukni, Hanibal selaku Sekda, dan juga Kadis Kesehatan, Perwakilan Bappeda, Dinas PU, Dinas Perijinan Terpadu& ESDM, dari AKKOPSI, hadir Joserizal Ketua Akkopsi, Zainal Abadi dan Sri Ambarwati dari LP2M.
Padang Pariaman harus mencapai akses universal tahun 2019, dimana tidak ada lagi yang tidak terakses air bersih,ai??? Ungkapnya.
Selanjutnya Bupati Ali Mukni menyatakan Mengatasi masalah Buang Air Besar Sembarangan (BABS) menjadi prioritas, sebab kebiasaan itu menjadi pemicu berbagai penyakit, penyebab kurang gizi. Banyaknya prilaku BABS akan menjadi kondisi yang bertolak belakang dengan Padang Pariaman Sehat yang telah lama jadi slogan kabupaten Padang Pariaman dan telah menjadi percontohan ditingkat nasional.
Menurutnya, untuk mengatasi persoalan BABS akan menghadapi sejumlah kendala seperti kebiasaan masyarakat yang buang air besar kesungai, kekolam. Termasuk juga masalah belum tersedianya akses dimasyarakat dan juga disekolah-sekolah. Untuk itu dibutuhkan setiap pihak untuk berkontribusi menyelesaikannya.
Selain itu, menurutnya juga kedepan akan dibuatkan regulasi sehingga akhir tahun 2017 akan ada sejumlah Korong yang mampu mendeklarasikan sebagai korong yang bebas BABS.
Dalam data yang dihimpun, Saat ini Padang Pariaman memiliki rapor yang belum menggembirakan soal sanitasi dalam data yang ada belum ada Nagari yang ODF, Padang Pariaman masih memiliki Akses Sanitasi Layak 59,61%*, Open Defecation/BABS (OD) sebesar 40,39%. 20.690 KK yang BABS.
Kita akan berupaya 2019 Padang Pariaman Stop BABS, Tandasnya.
Sementara itu Joserizal Ketua Akkopsi menyebutkan Padang Pariaman memiliki pemerintahan yang telah banyak melakukan pembangunan fisik, dipimpin oleh sosok yang memiliki mimpi jauh kedepan agar tetap menjadikan persoalan sanitasi prioritas.
Menurutnya sanitasi dapat menjadi tolok ukur jati diri daerah, jika sanitasi buruk maka jatidiri daerah ikut buruk. Kemudian Jose menegaskan Sanitasi adalah persoalan kesehatan yang mesti jadi perhatian, jika ada 1 saja yang buang air besar sembarangan sebenarnya telah membayar 25juta/tahun untuk dampaknya. Indonesia saat ini telah mengalami kerugian akibat sanitasi sekitar 29 Triliun/tahun.
Mantan Walikota Payakumbuh yang banyak mendapatkan penghargaan dibidang sanitasi ini menyebutkan ai???Dalam sanitasi perlu perhatian terhadap strategi, komitmen, kerjasama dan koordinasi, memanfaatkan peluang-peluang yang bisa diambil oleh daerah baik dari donor maupun program pemerintah, memiliki target, dan memperhatikan aspek teknis.