Rahmah itulah nama saya. Saya tinggal di daerah pinggiran Kota Padang , mungkin masyarakat Kota Padang pun tidak banyak yang tahu dengan wilayah ini. Tepatnya Guo Kampung Anau, Kelurahan Kuranji Kecamatan Kuranji. Kegiatan sehari-hari saya adalah berladang , beternak serta berdagang di warung kecil depan rumah.
Saya adalah anak ke 4 dari 5 bersaudara,kami hidup dengan kesederhanaan. Saya senang untuk berladang ,dan beternak ayam. Saya menanam sayur kangkung urat atau kami sering menyebutnya “Lalidih Ladang”. Sayur ini terjual laris di pasar tradisional khususnya Pasar Siteba.
Berladang, saya lakukan sendiri mulai dari membersihkan tanah, mencangkul, menanam serta panen. Bangun di pagi hari dan langsung ke ladang, panen adalah hal terindah bagi saya. Selain Berladang saya beternak ayam, namun pada saat ini musim hujan serta penyakit ayam sehingga banyak ayam saya yang mati secara tiba-tiba. Warung di depan rumahpun sekarang juga andalan saya membantu biaya keluarga.
Ladang tak dapat saya tinggalkan dengan niat melestarikan tanah ulayat agar lebih produktif. Ladang juga tumpuan hidup 70 perempuan di daerah ini.
Kehidupan di sini menjadikan saya perempuan yang kuat. Memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan bekerja keras adalah hal yang biasa bagi kami di lingkungan ini. Setiap hari ke ladang dengan menghasilkan 100 ikat sayur perhari dengan harga jual 6000/ikat.
Kebanggaan itu terasa lebih bermakna setelah saya berhasil membesarkan dan menjadikan adik bungsu saya seorang sarjana. Tak henti rasanya tawa ini ketika menghadiri wisuda adik. Dan. menatap ladang ini yang begitu bermakna bagi kami.