lp2m.or.id, Nagari Koto Tinggi – Ngobrol dengan Ketua Asosiasi Perempuan Usaha Kecil Mikro (APUK) Provinsi Sumatera Barat ini selalu mendapatkan cerita-cerita perubahan yang terjadi di akar rumput di mana beliau berdomisili.
Yudelmi, yang dipanggil Cuniang, selain Ketua APUK, beliau juga seorang Community Organizer (CO) dan anggota Badan Musyawarah (Bamus) Nagari yang memiliki kemampuan lobby yang tidak diragukan lagi.
Beliau bersama kawan-kawan perempuan pemimpin di akar rumput yang tergabung dalam APUK ini dalam senyap tanpa lelah, terus melakukan upaya-upaya untuk mengwujudkan kesetaraan gender dan inklusifitas di komunitas mereka.
Pertemuan antara Cuniang dan Tim LP2M membahas beberapa hal, seperti rencana pengembangan keanggotaan Jarpuk (Jaringan Perempuan Usaha Kecil Mikro) Hippma (Perkumpulan Perempuan Pejuang Mandiri). Calon anggota Jarpuk Hippma berasal dari 25 Kelompok Perempuan Tani yang sedang difasilitasi oleh Tim LP2M/Konsil LSM Indonesia dalam Program Inisiatif Ekonomi Hijau – Echo Green yang tersebar di 25 nagari di 3 (tiga) kecamatan (Batang Anai, Lubuk Alung, Ulakan Tapakih) Kab.Padang Pariaman.
Saat ini, Cuniang sedang aktif di Nagari Koto Tinggi mendorong kegiatan DASAWISAMA untuk Ketahanan Pangan. Pada tahun ini, Nagari telah menganggarkan Dana Desa/Nagari untuk pengadaan Bibit Jeruk dan Ikan Lele, anggaran penanggulangan Stanting dan Gizi Buruk. Tahun ini, honor untuk kader juga dinaikan dari tahun sebelumnya. Dengan berbinar-binar, Cuniang mengungkapkan, “Khusus di Nagari Koto Tinggi semua DASAWISMA sudah aktif kembali.”
Cuniang juga telah berhasil mendorong alokasi anggaran untuk Desa Wisata yang nanti akan dikelola oleh Generasi Muda dan Perempuan.
Senang mendengar perkembangan yang diungkapkan Cuniang di atas. Kami yakin banyak cerita -cerita perubahan lain yang terjadi di nagari/kelurahan/desa di mana LP2M bekerja.
Tunggu cerita-cerita perubahan lainnya dari wilayah lain,ya.