Pd. Pariaman ai??i?? Singgalang – Pelatihan mitigasi bencana yang dilaksanakan Lembaga Pengkajian dan Pemberdayaan Masyarakat (LP2M) bekerjasama dengan Hilfswerk der Kirchen Schweiz Evangelischen (HEKS), sebuah lembaga kemanusiaan dari Swiss, amat terasa manfaatnya oleh warga Korong Hilalang Gadang, Nagari Parit Malintang, Kabupaten Padang Pariaman.
“Kami merasakan manfaat setelah mengikuti pelatihan mitigasi bencana ini, kami yakin lebih siap dari sebelumnya jika menghadapi bencana yang datang,” ujar Wakil Koordinator Kelompok Siaga Bencana (KSB) Korong Hilalang Gadang, Nurbaiti.
Sebagai seorang korban yang ikut merasakan peristiwa gempa 30 September 2009, penilaian positif Nurbaiti cukup beralasan dalam program Pengurangan Risiko Bencana (Disaster Risk Reduction DRR) yang digelar Lembaga Pengkajian dan Pemberdayaan Masyarakat (LP2M) bekerjasama dengan HEKS tersebut.
Selain menambah pengetahuan tentang bencana, Nurbaiti juga mendapat berbagai keterampilan, seperti mendirikan tenda, melakukan tindakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakan (P3K) dan sebagainya.
“Sewaktu terjadi gempa 2009, saya benar-benar bingung tidak tahu apa yang mesti dikerjakan, saya hanya bisa termenung di depan rumah dengan penuh ketakutan, tapi setelah saya mendapat pelatihan ini, saya sudah siap menghadapinya,” ujar Nurbaiti.
Pendapat senada juga dikatakan Robi Sugara. Dia yang menjabat sebagai koordinator logistik dalam kegiatan simulasi gabungan tersebut, merasakan manfaat dari pelatihan dan simulasi yang digelar LP2M selama ini.
“Apalagi dalam simulasi gabungan ini, skenarionya benar-benar dibuat seperti keadaan sebenarnya,” ujar Robi yang berasal dari KSB Gunung Sarik, Padang.
Program Officer DRR LP2M, Fatahuddin mengatakan, pelaksanaan simulasi gabungan ini diikuti sekitar 140 orang yang berasal dari enam KSB di Kabupaten Padangpariaman dan Padang.
Keenam KSB yang dibentuk atas inisiasi LP2M dan HEKS tersebut, KSB Korong Hilalang Gadang, dua KSB di Korong Pasa Dama, KSB Kampung Bonai dan dua KSB di Kelurahan Cupak Tangah dan KSB Kelurahan Gunung Sarik, Padang.
“Secara umum kita merasa puas dengan apa yang diperlihatkan enam KSB dalam kegiatan ini,” ujar Fatahuddin.
Meski memuji kinerja anggota keenam KSB bentukan LP2M dan HEKS, Fatahuddin tak berpuas diri. “Masih ada sedikit kekurangan, terutama dalam komunikasi antaranggota KSB. Kita perlu mencari format yang tepat dalam pola komunikasi, ini sangat penting karena dalam manajemen bencana yang paling penting adalah koordinasi,” ujarnya.
PME Consultant for Indonesia HEKS, Rolf Schleyer turut menyatakan kepuasannya saat mengevaluasi pelaksanaan simulasi bencana di Korong Hilalang Nagari Parit Malintang. “Sekarang tergantung kepada mereka untuk mempertahankan sesuatu yang sudah mereka miliki ini,” ujarnya.
Meskipun begitu, Rolf meminta jangan cepat puas diri atas pengetahuan yang sudah dimiliki masyarakat di daerah binaan LP2M dan HEKS karena masih perlu diuji lagi.
“Kesiapsiagaan ini harusnya milik semua orang, apalagi daerah ini berpotensi besar terjadinya bencana, jadi perlu ada kesiapan dari atas, pemerintah dan kesiapsiagaan dari bawah, masyarakat,” ujarnya.