lp2m.or.id, Padang- Setiap tanggal 15 Oktober, dunia memperingati Hari Perempuan Pedesaan Internasional , sebuah momentum penting untuk mengakui peran besar perempuan di pedesaan dalam pembangunan pertanian, pelestarian lingkungan, serta penguatan ketahanan pangan keluarga dan masyarakat.
Tahun ini, perayaan berlangsung meriah dan penuh makna dengan kehadiran perwakilan perempuan dampingan Konsorsium PERMAMPU dari delapan provinsi di Sumatera, bersama unsur pemerintah daerah, BAPPENAS, DFAT, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), serta lembaga mitra Program INKLUSI. Kegiatan ini digelar dalam format hybrid, memadukan ruang refleksi, diskusi kebijakan, dan pameran capaian program dari berbagai wilayah dampingan.
Mengusung tema global “Rural Women Cultivating Good Food for All” atau “Perempuan Pedesaan Mengelola Makanan yang Baik untuk Semua”, perayaan ini juga terhubung erat dengan Hari Pangan Sedunia (16 Oktober) dan Hari Pengentasan Kemiskinan Internasional (17 Oktober). Ketiga peringatan tersebut menjadi satu rangkaian yang saling melengkapi—menegaskan bahwa kemandirian ekonomi dan martabat perempuan pedesaan adalah kunci menuju kesetaraan dan keberlanjutan hidup.
Ruang Suara dan Refleksi Perempuan Pedesaan
Perayaan ini bukan sekadar seremoni, melainkan ruang bagi perempuan pedesaan untuk bersuara dan diakui perannya sebagai pelaku utama perubahan sosial dan ekonomi.
Dalam sesi refleksi dan diskusi, para perempuan dari berbagai daerah berbagi kisah perjuangan mereka menghadapi perubahan iklim, keterbatasan akses terhadap sumber daya produksi, serta beban tanggung jawab ganda di rumah dan di komunitas.
Salah satu momen yang menginspirasi adalah testimoni anggota Credit Union (CU) sebuah lembaga keuangan komunitas yang telah menjadi “kendaraan ekonomi dan politik perempuan yang otonom.” Melalui CU, perempuan pedesaan tidak hanya belajar mengelola keuangan, tetapi juga membangun solidaritas dan memperkuat posisi mereka dalam pengambilan keputusan di tingkat keluarga dan nagari.
Suara perempuan pedesaan yang menggema dalam forum ini menjadi pengingat kuat bahwa pangan yang baik, lingkungan yang lestari, dan ekonomi yang berkeadilan tidak mungkin terwujud tanpa perempuan.Perempuan pedesaan telah lama menjadi penopang kehidupan menanam, merawat, dan memelihara bukan hanya sumber pangan, tetapi juga harapan bagi masa depan.
Sebagaimana disampaikan dalam refleksi acara:
“Perempuan pedesaan bukan hanya penerima manfaat pembangunan, tetapi penopang utama kehidupan. Mereka menanam, merawat, dan bukan hanya pangan, tapi juga harapan bagi masa depan.”
Langkah Bersama Menuju Keadilan dan Kesetaraan
Melalui momentum ini, semua pihak diingatkan kembali akan pentingnya pengakuan dan dukungan nyata terhadap peran perempuan pedesaan mulai dari kebijakan yang adil gender, akses terhadap sumber daya produksi, hingga ruang partisipasi dalam pengambilan keputusan publik.
Perayaan Hari Perempuan Pedesaan Internasional tahun ini bukan hanya peringatan, tetapi ajakan untuk bergerak bersama menegakkan keadilan, memulihkan keseimbangan alam, dan memperkuat kedaulatan pangan melalui tangan-tangan perempuan yang selama ini menjadi penopang kehidupan di pedesaan.
Keterangan Foto: Lokasi Foto kegiatan Hybrid, Foto 1 di Kab. Padang Pariaman, Foto 2 di Kab.Kepulauan Mentawai, Foto 3 di Kab. Tanah Datar.