PARIAMAN – Lima jeriken ukuran 10 liter berjejer di bawah kran yang mengucur dari sebuah tangki air. Begitu jerikennya sudah penuh, Erianti mengangkatnya ke gerobak dan membawa ke rumah, yang berjarak sekitar 7 meter dari bak penampung.
“Sejak kran umum ini ada, saya tidak perlu menuruni lembah sejauh 1 kilometer mengambil air,” ujar Erianti dengan wajah sumringah.
Warga Korong Hilalang Gadang, Nagari Parit Malintang, Kabupaten Padang Pariaman tersebut pantas senang. Sebelumnya, warga di korong tersebut harus menuruni lembah menuju sumber air terdekat untuk kebutuhan air bersih yang berjarak 500 meter hingga 1 kilometer dari pemukiman. Dari mata air tersebut, warga harus mendaki hingga 40-an meter ke pemukiman yang memang terletak di dataran lebih tinggi.
Keterisolasian terhadap sumber air bersih sudah berlangsung lama, sejak korong ini ada sampai pascagempa 30 September 2009. Selama ini persoalan air bersih di daerah tersebut tidak pernah terjawab.
Setelah Lembaga Pengkajian dan Pemberdayaan Masyarakat (LP2M) bekerjasama dengan Hilfswerk der Kirchen Schweiz Evangelischen (HEKS), sebuah lembaga kemanusiaan dari Swiss datang keterisolasian warga Hilalang Gadang akan kebutuhan air bersih terjawab.
Air yang berasal dari mata air dinaikkan menggunakan teknologi panel surya, memasang sebuah alat di sumber mata air yang berfungsi menangkap panas matahari. Panas matahari nantinya menjadi sumber tenaga untuk menaikkan air ke pemukiman yang berada pada ketinggian sekitar 10 meter dari sumber air.
Air tersebut ditampung di bak penampungan. Dengan cara seperti ini masyarakat tidak perlu lagi menuruni lembah untuk mendapatkan air tetapi cukup ke bak penampung yang dibuat di beberapa titik, sesuai daerah penyebaran warga.
Direktur Eksekutif LP2M, Fitriyanti mengatakan penyediaan air bersih dan sanitasi (water and sanitation hygienis/WASH) merupakan satu dari tiga program yang saling terintegrasi, program pemulihan ekonomi dan pengurangan risiko bencana.
Khusus untuk fasilitas pengadaan sumur pompa (solar pumps), selain dibangun di Hilalang Gadang, fasilitas serupa juga dibangun di Korong Pasa Dama (pada dua tempat) dan Korong Kampung Bonai. Di Hilalang Gadang pemakaian sumur pompa diresmikan Bupati Padang Pariaman Ali Mukhni, November 2011.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada LP2M dan HEKS, terutama warga, karena telah meringankan beban pemerintah daerah. Dan yang paling penting kami minta fasilitas yang ditinggalkan LP2M bersama HEKS ini dapat terpelihara dan dimanfaatkan dengan baik,” ujar Ali Mukhni.
Sedangkan dua daerah lain di Kota Padang yaitu Kelurahan Gunung Sarik dan Cupak Tangah, dibangun sumur cincin dan WC. “Target kita dalam program ini agar mereka mudah mendapatkan air bersih,” kata Manajer Program Rifai Lubis kepada Singgalang, Selasa (27/3).
Dalam pelaksanaan program ini, LP2M menggunakan pendekatan partisipatoris yang terpadu dan berbasis di semua proyek. Pendekatan yang berkelanjutan ini dapat mencapai hasil menengah dan jangka panjang, serta membantu masyarakat untuk mengurangi kerentanan di masa depan agar menjadi lebih tangguh dan tahan terhadap bencana di masa mendatang.