Selasa, 25 Juli 2023, dalam rangka perayaan Hari Anak Nasional tahun 2023 dirayakan dengan acara yang sangat penting di Sumatera. Konsorsium Perempuan Sumatera MAMPU (PERMAMPU) mengadakan “Ngobrol Kritis Anak Muda Sumatera” dengan tema yang mengundang perhatian, yaitu “Perkawinan di Bawah 19 Tahun Dari Sudut Pandang Anak Muda”. Acara yang diadakan secara hybrid, baik secara langsung maupun online, memberikan kesempatan bagi perwakilan perempuan muda LP2M untuk memberikan pandangannya terkait tema tersebut. Wilda, seorang perwakilan dari LP2M berusia 19 tahun, dengan tegas membagikan kisah temannya yang menikah pada usia 17 tahun akibat KTD (kehamilan tidak diinginkan), yang sayangnya berakhir dengan perceraian dan KDRt (Kekerasan Dalam Rumah Tangga).
Di acara ini, delapan anak muda berbicara dengan penuh semangat dan menyatakan tidak setuju mereka terhadap pernikahan di usia anak (di bawah usia 19 tahun). Mereka memberikan alasan yang kuat dan berdasarkan fakta yang dapat memberikan pandangan lebih dalam tentang dampak negatif dari praktik pernikahan yang terlalu dini.
Salah satu dampak utama yang dipertimbangkan oleh para peserta adalah terkait kesehatan reproduksi. Anak-anak yang menghadapi perkawinan di bawah usia 19 tahun cenderung mengalami masalah kesehatan yang lebih serius, termasuk risiko tinggi pada kematian ibu dan anak. Pernikahan anak juga dapat menyebabkan stunting atau pertumbuhan terhambat pada anak, karena tubuh mereka belum siap untuk menghadapi peran sebagai orangtua.
Tak hanya dari segi fisik, perkawinan di bawah usia 19 tahun juga memiliki dampak psikologis dan sosial yang signifikan. Hal ini melanggar hak-hak anak untuk tumbuh, berkembang, dan mengejar impian mereka. Mereka cenderung menghadapi tekanan emosional dan tanggung jawab yang berat pada usia yang belum sesuai untuk menghadapinya.
Dampak negatif lain yang menjadi sorotan adalah putus sekolah dan ancaman pada masa depan pendidikan anak-anak. Perempuan muda, terutama yang menikah di usia dini, sering kali dipaksa untuk berhenti sekolah dan melupakan impian mereka. Inilah yang menyebabkan lingkaran kemiskinan dan terbatasnya peluang dalam kehidupan mereka.
Foto yang dapat ditampilkan dalam artikel ini adalah gambar dari acara “Ngobrol Kritis Anak Muda Sumatera”. Dalam foto tersebut, kita dapat melihat perwakilan perempuan muda LP2M, termasuk Wilda, berbicara di depan peserta acara dengan penuh semangat.
Baca Juga :
Info Kegiatan- Pembahasan Kerja Sama tentang sinergitas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak