Kabupaten Agam kembali menegaskan komitmennya dalam mendukung ketahanan pangan daerah dan nasional melalui pencanangan Sawah Pokok Murah (SPM) yang dilaksanakan pada Jumat, 25 April 2025. Bertempat di halaman Masjid Nurul Islam, Nagari Koto Tangah, Kecamatan Tilatang Kamang, yang dihadiri oleh Gubernur Sumatera Barat, Bupati Agam, perwakilan Kementerian Pertanian RI, serta 92 nagari lainnya yang bergabung secara hybrid. Kegiatan ini menandai komitmen daerah dalam menerapkan metode pertanian hemat biaya dan berkelanjutan.
Sawah Pokok Murah: Metode Hemat, Hasil Maksimal
Sawah Pokok Murah merupakan penerapan Metode Tanpa Olah Tanah (MTOT) yang memungkinkan petani menanam padi tanpa proses pembajakan lahan. Metode ini sangat relevan dengan kebutuhan petani saat ini yang kian terdesak oleh mahalnya biaya olah tanah konvensional. Metode ini terbukti dapat menekan biaya produksi dan meningkatkan hasil panen hingga 30%. Selain itu, SPM juga mendorong pemanfaatan sumber daya lokal, seperti penggunaan jerami sebagai mulsa, yang sejalan dengan prinsip pertanian organik.
Menurut pernyataan Ramadhaniati, Penanggung jawab Program Kemitraan Multi Pihak (KMP) LP2M
“Penerapan metode Mulsa Tanpa Olah Tanah (M-TOT) tidak hanya menjadi inovasi dalam praktik pertanian ramah lingkungan, tetapi juga menjadi strategi inklusif yang membuka akses, memperkuat partisipasi, dan meningkatkan kemandirian ekonomi perempuan petani dan kelompok rentan lainnya”
Komitmen Pemerintah Nagari
Wali Nagari Koto Tangah, Amrizal Gunawan Dt. Maruhun Basa, menyampaikan bahwa wilayahnya memiliki potensi besar untuk pengembangan SPM. Dari total 217 hektare lahan yang tersebar di 28 jorong, sekitar 95% dinilai layak menjadi lokasi SPM. Bahkan, di Jorong Tanjuang Balulak, sudah ditanam padi dengan metode ini seluas 1,4 hektare.
Tak berhenti di situ, Koto Tangah juga mengembangkan konsep mina padi berbasis agrowisata di Jorong Bukik Kawin Gantiang, di mana sawah tidak hanya dimanfaatkan untuk pertanian, tetapi juga menjadi objek wisata sekaligus tempat budidaya ikan. Inovasi ini menambah nilai tambah bagi petani sekaligus membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat lokal.
Dukungan Penuh dari Pemerintah Provinsi dan Kabupaten
Gubernur Sumatera Barat menyambut baik program ini sebagai bagian dari realisasi cita-cita Presiden dalam mencapai swasembada pangan. Ia menyebut langkah Agam ini sebagai strategi konkret yang bisa menjadi model bagi daerah lain, karena mampu menurunkan biaya produksi sambil meningkatkan produktivitas.
Bupati Agam, Beni Warlis, dalam sambutannya menyampaikan bahwa SPM bukan hanya soal inovasi pertanian, tetapi juga soal keadilan ekonomi bagi petani. “Metode ini memberi peluang kepada petani untuk menghasilkan lebih dari sekedar padi. Lewat konsep mina padi, kita juga bisa produksi ikan dan belut yang punya nilai jual tinggi,” jelasnya. Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi dari level provinsi hingga ke akar rumput demi keberhasilan program ini.
Selain itu, Bupati juga menggarisbawahi pentingnya mengembangkan sistem pemasaran dan peningkatan nilai jual hasil tani. “Produksi saja tidak cukup. Kita juga harus pikirkan bagaimana hasil pertanian ini punya nilai jual yang layak dan akses pasar yang kuat,” tegasnya.
Harapan dan Berkelanjutan
Dalam sesi diskusi yang melibatkan peserta dari seluruh kabupaten, muncul pertanyaan kritis dari perwakilan Nagari Kamang Magek. Mereka menyuarakan harapan agar program ini tidak berhenti hanya sebagai program unggulan kepala daerah yang berumur pendek, atau hanya ramai saat awal pencanangan saja.
Menanggapi hal ini, Bupati Agam menegaskan bahwa SPM bukanlah program musiman. “Program ini dirancang dengan pendekatan berkelanjutan. Kita tidak hanya berhenti di produksi, tetapi juga pastikan hasilnya bisa dijual dengan nilai yang layak, punya pasar, dan bisa terus bertumbuh,” jawabnya.
Pencanangan Sawah Pokok Murah bukan hanya sekadar seremoni, melainkan langkah nyata menuju transformasi sistem pertanian yang lebih hemat, produktif, dan berkelanjutan. Dengan keterlibatan semua pihak dari petani, pemerintah, hingga masyarakat sipil program ini diharapkan menjadi model bagi daerah lain dalam membangun ketahanan dan kedaulatan.