Pendahuluan
Lembaga Pengkajian dan Pemberdayaan Masyarakat (LP2M) berperan sebagai pelaksana dalam program Voice for Inclusiveness Climate Resilience Actions (VICRA) di Sumatera Barat. Dalam menghadapi tantangan perubahan iklim yang semakin kompleks, LP2M mengambil inisiatif untuk mengimplementasikan pilar-pilar strategis yang berfokus pada riset dan asesmen kerentanan iklim. Upaya ini bertujuan untuk mendukung advokasi serta mengembangkan dan menyebarluaskan bukti terkait ketahanan iklim di Kabupaten Pesisir Selatan.
Kajian Kerentanan Iklim
Salah satu capaian signifikan LP2M adalah laporan kajian kerentanan iklim yang berjudul “Membangun Ketangguhan Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim Bagi Perempuan dan Kelompok Rentan di Kabupaten Pesisir Selatan.” Laporan ini mengungkapkan bahwa perubahan iklim mengancam lahan dan kehidupan kelompok rentan di Pesisir Selatan, terutama Perempuan, orang muda dan penyandang disabilitas. Kebijakan pemerintah yang responsif gender menjadi kunci untuk adaptasi dan mitigasi dampak perubahan iklim, yang pada gilirannya mendukung keberlanjutan masyarakat dan lingkungan.
Optimalisasi Anggaran Responsif Gender dan Inklusi
Pesisir Selatan saat ini sedang menyusun dokumen RPJPD 2025-2045. Dalam proses ini, Bapedalitbang (Badan Perencanaan dan Penelitian Daerah) Kabupten Pesisir Selatan melibatkan berbagai pihak, termasuk kelompok rentan seperti disabilitas, orang muda, lansia, kelompok nelayan, UMKM, kelompok tani, dan kelompok perempuan petani. Hal ini menunjukkan adanya upaya untuk mengoptimalkan anggaran yang responsif gender dan inklusi dalam mendukung upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.
Laporan Kajian Partisipatif
Laporan kajian kerentanan, risiko, dan dampak perubahan iklim partisipatif mengungkapkan bahwa Nagari Sungai Sariak dan Nagari Sungai Gayo mengalami risiko tinggi banjir dan kekeringan. Kejadian banjir yang terjadi 3-5 kali dalam 10 tahun terakhir diperburuk oleh deforestasi dan pendangkalan sungai. Masyarakat melaporkan adanya peningkatan curah hujan namun penurunan debit air, serta perubahan dalam populasi hewan liar dan hasil pertanian. Sektor sumber daya air sangat rentan, sementara kapasitas adaptif masyarakat masih terbatas, terutama dalam anggaran dan kebijakan. Diperlukan peningkatan kapasitas adaptif untuk mengurangi kerentanan dan menjaga keberlanjutan.
Potret Perempuan Petani dan Perspektif Gender
Artikel berjudul “Climate Change Adaptation And Mitigation And Gender Equality And Social Inclusion (Gesi) Perspective For Rice Farmers At Di Nagari (Village) Sungai Sariak, Iv Jurai Sub-District, Pesisir Selatan District, West Sumatra Province” yang dipublikasikan dalam Buku Responding To Revolving Toward Achieving Gender Equality And Social Inclusion, Universitas Andalas, juga menunjukkan pencapaian penting LP2M dalam memperkuat bukti dan pemahaman terkait isu-isu iklim dan kesetaraan gender.
Kesimpulan
LP2M melalui program VICRA telah mencapai hasil penting dalam menyajikan bukti dan analisis yang memperkuat pemahaman terkait kerentanan iklim dan dampaknya terhadap kelompok rentan, khususnya perempuan. Melalui policy brief, laporan kajian, dan artikel jurnal, program ini memberikan kontribusi signifikan dalam upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim di Sumatera Barat.
Baca Juga : Launching Kerja Sama Multi Pihak