Untuk memperkuat peran kader dan petugas OSS&L dari Puskesmas pilot sebagai garda terdepan layanan konseling dan pendampingan, digelar pertemuan reguler kader dari berbagai wilayah di Sumatera Barat. Kegiatan ini menjadi ruang refleksi nilai-nilai dasar kader, pendalaman GEDSI, serta penguatan kapasitas dalam menangani kasus-kasus di lapangan. Melalui forum ini, para kader saling berbagi praktik baik, tantangan, dan saling belajar tentang bagaimana memberikan pelayanan yang aman, profesional, dan berpihak pada kelompok rentan, termasuk perempuan, remaja, dan penyandang disabilitas.
Tujuan dan Harapan dari Kegiatan Kegiatan
Pertemuan ini menjadi ruang bersama bagi para kader dan petugss OSS&L dari Puskesmas pilot untuk memperkuat peran dan identitas mereka dalam memberikan layanan yang berpihak, aman, dan inklusif. Melalui pelatihan ini, para peserta berharap bisa memperdalam pemahaman mereka tentang nilai-nilai dasar kader, serta kembali menguatkan pengetahuan mengenai OSS&L, GEDSI, KTD, KTP, HKSR, dan juga mampu menerapkan hasil pembelajaran ini di lapangan, membangun kepercayaan masyarakat terhadap layanan OSS&L, serta memperkuat jaringan dan solidaritas lintas wilayah agar tercipta sistem layanan yang saling mendukung dan berkelanjutan.
Penguatan Nilai Kader
Peserta diminta merefleksikan kembali nilai-nilai dasar yang harus dimiliki oleh seorang kader OSS&L. Nilai-nilai seperti sopan santun, percaya diri, ramah, sabar, mendengarkan, menjaga rahasia, hingga dapat dipercaya menjadi pondasi dalam melayani masyarakat. Nilai-nilai ini tidak hanya diucapkan, tetapi telah dipraktikkan dalam pengalaman mereka di lapangan.
Berbagi Praktik Baik dan Tantangan di Tiap Wilayah
Kader dari masing-masing wilayah berbagi praktik baik dan tantangan dalam pengelolaan layanan OSS&L. Di Tanah Datar, kader berhasil menyelamatkan pengunjung yang mengalami masalah dari niat untuk bunuh diri. Padang Pariaman menunjukkan kemajuan dengan meningkatnya akses layanan dan keterlibatan remaja.Sementara itu, Mentawai telah memiliki kader dan ruang layanan dengan dukungan puskesmas, namun masih ada keraguan apakah klien mau terbuka dan apakah kader siap mendampingi secara efektif.
Simulasi Kasus & Bermain Peran
Dalam sesi ini, peserta dari tiap wilayah melakukan simulasi penanganan kasus-kasus nyata: Mentawai mengangkat kasus kekerasan seksual terhadap anak oleh seorang PNS, Tanah Datar membahas pernikahan anak di bawah umur,Padang Pariaman mementaskan kasus kekerasan seksual dan KDRT dalam rumah tangga.
Pendalaman Ulang OSS&L
Peserta diajak merefleksikan makna OSS&L dan mengapa pusat layanan ini dibutuhkan. Mereka menyebutnya sebagai ruang aman untuk bercerita, pusat informasi, tempat mencari solusi, dan layanan kesehatan reproduksi. Layanan ini penting sebagai ruang aman bagi perempuan dan remaja untuk mengungkapkan masalah tanpa tekanan.
Analisis SWOT Tiap Wilayah
Setiap wilayah melakukan analisis SWOT untuk memetakan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam mengembangkan layanan OSS&L. Mentawai menyadari kekuatannya terletak pada semangat kader,namun program belum diresmikan, Tanah Datar memiliki kader yang percaya diri dan sudah koordinasi dengan lintas sektor, namun belum didukung dokumen formal dari nagari. Padang Pariaman menunjukkan kerja tim yang solid dan dukungan puskesmas yang kuat, namun komunikasi antar kader dan petugas masih perlu diperkuat.
Padang,21-22 Juni 2025